Kamis, 06 Maret 2014

Wacht ten Trachstnen Jalarchan Socho Kullinen

Alhamdulillah, setelah sekian lama vacuum dari dunia blog akhirnya sekarang bisa ngebuka lagi blog usang ini walau hanya menulis sesuatu tidak terlalu penting.. Hooahm
jadwal kuliah yang padat membuat diri ini jauh dari tulisan alay yang pada sekitar 10 bulan lalu menjadi sumber kekuatan di Mata Pelajaran TIK kelas XII SMA..huhuhu
jadwal kuliah semester 2 padat, iya emang dan bangettt... ^o^ tiap pertemuan satu matkul ini tuh selalu bikin proyek, ngarang...ngarang....dan ngaranngg.... fyuuhh *adegan buang peluh*. gaada pilihan lain kecuali menjani dan mensyukuri..hehehe
Alhasil, dari kebiasaan ngarang ini tuh ngebuat diri ini jadi semakin bahagia karena hasrat terpendam bisa tergali dan muncul ke permukaan walaupun bahasa masih terbilang terbatas. What? Out of the Topic ya?? uuupppsss 'afwan yee..hahahaha
Oke, what about the topic? The title above? "Wacht ten Trachstnen Jalarchan Socho Kullinen". Sebenarnya kalimat ini saya dapetin dari salah seorang dosen Sastra Arab saya yang emang suka mbanyol..hehe *peace ya Ustadz.." ^_^ awalnya emang nyangka banget itu kalimat dari Bahasa Jerman, tapi setelah didengerin sekali lagi.. ehhh ternyata ini toh maksudnya.. "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino" hahaha
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino adalah pepatah Jawa yang menyatakan bahwa munculnya CINTA itu adalah dari kebiasaan bertemu dengan lawan jenis. Iya ngga sih? dari hipotesis pertama emang iya. Tapi apakah itu mutlak untuk dijadikan suatu landasan yang pasti? Bahwa awal munculnya cinta adalah dari kebiasaan bertemu? Padahal ada orang yang mulai jatuh cinta pada pertama kali mereka bertatap muka. Kemudian getaran-getaran yang muncul pada saat pertemuan pertama akan semakin menggelora sesering mereka bertemu dan mengalami kontak hati. Kemudian orang mulai menggunakan istilah "CINTA itu datang dari MATA turun ke HATI". jgleerrrr!!!